Jakarta |
"Apa yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sangat baik dan bermanfaat. Karena warga yang ada di sini jadi lebih tahu, mana saja sampah yang bisa dimanfaatkan. Tapi kami harap, jumlah tempat sampah dapat ditambah untuk memudahkan warga membuang dan memilah sampah untuk dimanfaatkan kembali," ujar Yayan, Pembina Majelis Taklim Tarbiyatul Ummahat, saat mengikuti dialog yang digelar Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan (Komifomas) DKI Jakarta di Masjid Al Islah, Jl Kramat Pulo Dalam II gang 21 Kelurahan Kramatpulo, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, dengan tema `Jakarta Bersih dan Hijau dan Manfaatnya Bagi Warga DKI Jakarta`, Senin (4/7).
Dijelaskan Yayat, sampah yang berserakan karena tidak dibuang pada tempatnya tentu saja dapat merugikan masyarakat. Karena selain merusak keindahan lingkungan, juga dapat memberikan efek negatif yang dapat merugikan kesehatan warga. Sebenarnya, sambung Yayan, warga dilingkungan RW 08 sudah melakukan pemilahan sampah, yang kemudian diolah menjadi kompos. Kegiatan itu sendiri sudah berlangsung selama 3 bulan lamanya.
Minta Dibuatkan Pos RW
Sementara itu, Tatik (42), salah seorang pengurus kebersihan lingkungan warga di RW 08, menambahkan, kegiatan komposting yang dilakukan warga saat ini masih terkendala karena tidak adanya lahan untuk memproduksi kompos. Sebab, hingga saat ini warga memproduksi kompos dengan menumpang tempat disalah satu rumah kosong milik warga yang tidak ditempati. Oleh karenanya, selain meminta agar jumlah tempat sampah ditambah, warga juga meminta agar pemerintah setempat bisa membangun pos RW di lingkungan mereka.
"Tujuannya, agar pengolahan kompos tidak lagi menumpang. Jadi warga memiliki tempat yang bisa berfungsi banyak. Tidak hanya sebagai tempat proses komposting, tapi pos RW itu nantinya juga bisa menjadi tempat pengawasan lingkungan warga baik dari sisi keamanan maupun pengawasan kebersihan lingkungan dan juga berfungsi untuk tempat pertemuan warga," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar