Jabon putih (Anthocephalus cadamba) adalah
salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh
subur di hutan tropis pada ketinggian 0 – 1300 m dari permukaan laut. Ia dapat tumbuh di hampir berbagai kondisi tanah mulai dari tanah kering (tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu) sampai
tanah-tanah yang kadang-kadang tergenang air. Jabon dapat juga hidup
pada tanah aluvial lembab pinggir sungai), tanah daerah yang ada pasang
surut, iklim basah dan tropis.
Tinggi
pertumbuhan pohon jabon bisa dicapai hingga 45 m dengan panjang bebas
cabang 30 m dan diameter pohon sekitar 160 cm. Batangnya secara alami
cenderung lurus, silindris, tidak memerlukan pemangkasan karena pada
masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri.
Pohon
jabon pada usia 5 sampai 6 tahun mempunyai lingkar batang sebesar 40
sampai 50 cm dengan bebas cabang mencapai 60 % dari tinggi pohon.
Sehingga tanaman jabon dapat dipanen saat usia tersebut. Namun idealnya
tanaman kayu jabon mempunyai puncak masa panen pada usia 10 sampa 15
tahun.
Kelebihan
kayu jabon antara lain tidak mudah bobok di makan serangga, mudah
dikeringkan, permukaan kayu halus, mudah dipaku maupun dibor, dan juga
tingkat susut kayu bila dikeringkan termasuk rendah. Sehingga dengan
kelebihan tersebut kayu jabon dapat menjadi bahan pembuatan
meubel/furniture, bagian tengah plywood, batang korek api, alas sepatu,
papan, bubur kertas, pensil, papan partikel, bahan baku kayu lapis, vinir, wood parking, papan tripleks, dan lain-lain.
Daunnya
jika diekstrak dapat menjadi obat kumur, daun segar dapat menjadi pakan
ternak. Pepagan kering untuk obat demam dan obat penguat.
Jabon
merupakan jenis kayu berdaun lebar ringan dengan sifat kayu keras,
berwana putih krem hingga kekuningan, kelas awet V dan kelas kuat
III-IV. Tajuk atau citra pohon jabon seperti payung besar.
Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.
Penyebaran
pertumbuhan tanaman jabon hingga ke Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, seluruh Sulawesi, Nusa Tenggara
Barat, dan Papua.
Jabon Merah (Antocephalus machropyllus)
memiliki ciri daun yang mirip daun jati dan berbulu, warna daun bawah
cenderung semu merah dan daunnya jauh lebih lebar dari daun jabon putih.
Kekerasan kayu jabon merah hampir setara dengan kayu mahoni, memiliki
keras kelas III dan awet IV dan warna semu merah serat kayunya.
Pertumbuhan jabon merah sedikit lebih lambat daripada jabon putih bila
ditanam di lahan yang sama. Penyebaran alami jabon merah terkonsentrasi
di daerah Indonesia bagian timur antara lain di Sulawesi, Maluku dan
Papua.
IKLIM
Kayu
jabon ini termasuk jenis tumbuhan intoleran yakni tumbuhan yang
memerlukan cahaya murni alias tak tahan jika berada di bawah naungan.
Tanaman jabon dapat tumbuh hingga suhu maksimum 32-43º C.
CARA PEMBIBITAN
Masukkan
media tanam berupa pasir halus ke dalam bak plastik yang telah
dilubangi bagian bawahnya, kemudian benih jabon segera taburkan diatas
media tanam. Bak plastik yang telah diisi media tanam dan telah ditaburi
benih jabon tersebut kemudian masukan ke dalam bak lain yang telah
diisi air. Air penyiraman persemaian ini akan masuk dari bak
penampungan air ke bak persemaian melalui celah-celah atau lubang-lubang
pada bagian bawah bak persemaian. Setelah ukuran luas permukaan daun
bibit jabon mencapai kurang lebih 1 cm2.
Setelah ukuran luas permukaan daun bibit jabon mencapai kurang lebih 1 cm2.
kemudian pindahkan bibit jabon ke polybag yang sebelumnya telah diisi
media tanam. Komposisi media tanam antara tanah dan pupuk kompos yang
dimasukan ke dalam polibag adalah 2 : 1.
Bibit
jabon dapat juga diperoleh dari anakan jabon yang tumbuh di bawah pohon
induk jabon, yaitu dengan cara mencabut tanah beserta akarnya kemudian
dipindahkan ke dalam polybag atau kantongan plastik. Setelah itu di
tanam pada tanah atau lokasi penanaman khusus kayu jabon.
CARA PENANAMAN
Tahap-tahap penanaman jabon dapat dilakukaan dengan cara sebagai berikut :
- Bersihkan semua semak belukar dan rerumputan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jabon.
- Buatlah jarak tanam sesuai yang direkomendasikan yaitu 4x5 m. Jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan.
- Buatlah lubang tanam berukuran 40x40x40 cm, kemudian biarkan beberapa hari agar kondisi lubang tanam menjadi steril.
- Campurkan secara merata pupuk kompos sebanyak 5 kg dan pupuk NPK sebanyak 100 gram dengan tanah galian untuk setiap lubang. Masukan kembali campuran tersebut ke dalam lubang tanam.
- Setelah 3 sampai 7 hari sejak campuran pupuk dan tanah galian dimasukan ke dalam lubang tanam, tanamlah bibit jabon dengan cara : buat lubang tanam seukuran polibag bibit jabon, masukan seluruh bagian perakaran bibit jabon setelah dibuka polibagnya ke lubang tanam, kemudian urug dan padatkan. Kemudian siramlah dengan air secukupnya.
Jarak
tanam pohon jabon pada umumnya menggunakan ukuran 2 x 2,5 m. Dengan
jarak tanam rapat akan memacu pertumbuhan tinggi pohon disebabkan adanya
perlombaan untuk mendapatkan sinar matahari. Namun hal ini juga
mengakibatkan lambatnya pertumbuhan diameter, sehingga pada umur 2 tahun
perlu ada penjarangan sehingga jarak tanam menjadi 4 x 5 m. Dengan
demikian diharapkan pertambahan diameter dan tinggi menjadi cepat.
PEMELIHARAAN DAN PEMUPUKAN
Pemeliharaan
Ulat
daun sesungguhnya tidak mematikan tetapi dapat mengurangi laju
pertumbuhan pohon karena daun yang dimakan ulat menyebabkan batang mudah
patah waktu masih kecil. Begitu juga hindari tanaman jabon yang baru
ditanam dari gangguan binatang ternak, karena daun jabon dapat dimakan
ternak. Waspadai uret memakan akar karena dapat mematikan bibit yang
baru ditanam.
Untuk membasmi serangan ulat daun, lakukan penyemprotan
dengan pestisida . Penyemprotan dapat dilakukan 1 atau 2 minggu sekali
dalam kurun waktu 3 hingga 5 bulan dimana daun jabon masih sangat
sedikit. Ketika tanaman jabon sudah mempunyai daun banyak maka
penyemprotan tak perlu lagi dilakukan sebab daun jabon tidak akan habis
dimakan ulat untuk mencukupi proses pertumbuhannya.
Penyiangan
dapat dilakukan sebanyak 3 hingga 4 kali dalam setahun dengan
membersihkan secara jalur. Penjarangan dilakukan jika tajuk sudah
bersentuhan secara rapat.
Pemupukan
Untuk
pertumbuhan maksimal sampai usia 3 tahun, cukup diberikan pupuk
kompos dan NPK, dengan periode pemupukan 1-2 kali/setahun. Pada awal
tanam 1 tahun berikan NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada
batang pangkal). Untuk umur tanam 1-2 tahun berikan pupuk kompos 10 kg
daan NPK 2,5 ons, sedang untuk umur tanam 2-3 tahun berikan pupuk kompos
20 kg dan NPK 7,5 ons.
Pemupukan
dapat juga dengan hanya pupuk kompos saja, yaitu untuk umur tanam 1-2
tahun berikan pupuk kompos 30 kg, untuk umur tanam 2-3 tahun berikan
pupuk kompos sebanyak 30 kg.
UMUR PANEN
Sejak
mulai dilakukan penanaman dengan teknik perawatan dan pemupukan yang
baik, jabon dapat dipanen setelah usia sekitar 3 hingga 6 tahun. Kayu
Jabon bukan termasuk kayu yang dilindungi, sehingga bisa ditebang dan
dipasarkan bebas tanpa harus minta izin dari Perhutani.
Jika
kayu jabon ditanam seluas 1 ha dengan jarak tanam 4 x 5 m maka akan
diperolah jumlah kayu sebanyak 500 pohon (setara dengan 350 m3),
dengan keuntungan yang didapat sekitar Rp 300 juta. Hal ini sangat
mencukupi jika ditanam oleh masyarakat secara bersama-sama mengingat
kayu sudah mulai berkurang populasinya saat ini. Sehingga 5 atau 6 tahun
kedepan kebutuhan akan kayu dapat dipenuhi sebagian dari hasil
penanaman kayu jabon.
Tanaman Jabon memiliki prospek bagus ke depan. Terlebih kebutuhan kayu di Indonesia saat ini sekitar 18 juta m3 per tahun, sementara produksi kayu yang tersedia setiap tahunnya berkisar 9 juta m3.
PEMASARAN
Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industri meubel, pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, Alas sepatu, Papan, Tripleks. Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan.
NILAI EKONOMI
Asumsi Biaya Budidaya Tanaman Kayu Jabon Per Hektar
1. Lahan 1 Ha 4x4 = 16 : 10.000 m2 = 625 Pokok/Hektar x Rp 5.000/Pkk = Rp 3.125.000,-
2. Persiapan Lahan 1 Hektar = Rp 1.000.000,-
3. Pembuatan Lubang dan Penanaman 625 Pkk x Rp 5.000/Lubang = Rp 3.125.000,-
4. Pupuk dasar kompos + NPK, 625 Lubang x Rp 900 = Rp 562.500,-
5. Perawatan dan Pemeliharaan selama 1 Thn Rotasi 3X/Thn x 625 Pkk x Rp 2.000 = Rp 3.750.000,-
6. Pemupukan 2 sampai 3 Thn x 625 Pkk x Rp 8.000 = Rp 15.000.000,-
7. Biaya tidak terduga = Rp 700.000,-
TOTAL = Rp 272.625.000,-
Asumsi Penjualan Kayu Jabon Per Hektar
1 Ha 625 Pohon dengan masa panen 5 sampai 6 Tahun, diameter 40 sampai 50 Cm, Tinggi Panjang Log 19 meter.
Menghasilkan kayu kurang lebih 700 m3/Hektar x Rp 1.200.000/m3 = Rp 840.000.000/Hektar.
PELUANG INVESTASI
Menanam jabon bagaikan menanam emas. Kebutuhan kayu akan terus meningkat dan jabon merupakan salah satu pohon cepat tumbuh (fast growing species)
sehingga dapat memasok kebutuhan kayu dalam waktu yang (relatif) cepat.
Di sisi lain, saat ini pemerintah telah melarang pemanfaatan kayu bulat
hasil tebangan hutan alam, sehingga usaha hutan tanaman produksi dengan
tanaman pokok jabon dapat menjadi alternatif masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan kayu. Semakin banyaknya permintaan dan ketertarikan
masyarakat kepada kayu jabon, maka harga kayu jabon akan semakin meningkat terus. Saat ini, di Sumatera, harga jual kayu Jabon sudah mencapai Rp 2 juta per kubik.
TIPS BUDIDAYA JABON
- Penanaman jabon sebaiknya tidak monokultur (penanaman hanya dengan 1 jenis saja) tetapi juga dicampur dengan jenis lain, seperti sengon, mindi, atau jenis lainnya, untuk menghindari dari timbulnya hama dan penyakit yang tak terkendali.
- Gunakan Furadan di lubang sebelum tanam untuk menghindari ulat tanah.
- Usahakan jarak tanam 3 x 3 m, lubang tanam 30 x 30 cm.
- Gunakan pupuk kompos yang difermentasi.
- Jangan terlalu keras memegang batang waktu menanam.
- Fungisida dan pestisida semprot, gunakan perekat tiap 10 hari sampai umur 4 bulan.
- Jangan memangkas cabang, biarkan rontok sendiri, karena batang akan cacat dan kemasukan air, serta mengundang semut, kalau terpaksa memangkas dari batang minimal 40 cm.
- Jangan memakai herbisida, jangan terlalu sering membersihkan rumput / gulma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar