Minggu, 01 Januari 2012

Pohon Mindi (Bag 1)

A.    Manfaat.
Pohon mindi atau geringging ( Melia azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah tropis dan menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak tahan kekeringan, agak toleran terhadap salinitas tanah dan subur dibawah titik beku. Pada umur 10 tahun dapat mencapai tinggi bebas
cabang 8 meter dan diameter +/- 40 cm. Tinggi pohon mencapai 45 m, tinggi bebas cabang 8 - 20 m, diameter sampai 60cm. 
Kayu mindi sudah terbukti baik sebagai bahan baku mebel untuk ekspor dan domestik Karena  bercorak indah, dan mudah dikerjakan termasuk kelas kuat III-II dan dapat mengering tanpa cacat. Sebagai bahan kayu yang mempunyai mosaik indah maka kayu mindi digunakan sebagai lapiran luar kayu produk triplek atau multiplek. Kayu mindi yang berukuran kecil dapat di gunakan sebagai bahan untuk membuat barang kerajinan.
Selain kayu, Daun dan biji mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Kandungan bahan aktif mindi sama dengan mimba (Azadirachta indica) yaitu azadirachtin, selanin dan meliantriol. Namun kandungan bahan aktifnya lebih rendah dibandingkan dengan mimba sehingga efektivitasnya lebih rendah pula. Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang. Kulit mindi dipakai sebagai penghasilobat untuk mengeluarkan cacing usus. Kulit daun dan akar mindi telah digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak dan radang. Suatu glycopeptide yang disebut meliacin diisolasi dari
daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa
virus misalnya virus polio.

B. Tempat Tumbuh.
Pohon mindi memiliki persebaran alami di India dan Burma, banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis, di Indoanesia banyak ditanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Irian Jaya.
Tanaman mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata pertahun 600 - 2000 mm, dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tumbuh subur pada tanah berdrainase baik, tanah yang dalam, tanah liat berpasir, toleran terhadap tanah dangkal, tanah asin dan basah.
 

C. Teknologi Budidaya Tanaman Mindi.
  1. Pembibitan.
Penyiapan benih, Esktraksi biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari, kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji kering tiap kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang dingin (suhu 3-5 °C) daya kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20% setelah lima tahun.
Pengadaan bibit mindi secara generatif (menggunakan biji), untuk menghilangkan dormansi kulit biji yang dapat menghambat perkecambahan dilakukan dengan cara membuang kulit dalam dari buah atau cara lain dengan merendam biji dalam air bersuhu 80°C selama 30 menit. Penaburan biji dilakukan di persemaian yang tidak di naungi. Biji ditutup tanah atau serasah tipis. Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4 cm dapat dipindah ke kantong plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah lapisan atas (top-soil). Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya mencapai 20-30 cm. Bibit siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan. Apabila akan menggunakan bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong batang dan akar tunggang, masing-masing berukuran 20 cm dan diameter leher akar stump sebaiknya antara 1-1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon indole butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm pada stek mindi dapat meningkatkan keberhasilannya.
 
  1. Persiapan Lahan
Pada program HTR ini hal yang perlu dilakukan adalah penentuan luas lahan yang digunakan. (lihat Tata Cara Budidaya Hutan Tanaman Rakyat).
Lahan yang digunakan adalah pembersihan lahan dari semak belukar dan rumput. Setelah bersih, dicangkul sampai kedalaman 30 cm. Pada program HTR, diinginkan selain tanaman hutan juga ditanami tanaman sela, maka jarak tanam dari awal telah dipastikan yaitu 5 m  X 5 m atau 4 m X 4 m. Agar tanaman tertata rapi maka dibantu dengan ajir, sehingga jarak panjang-lebar  dan arah selaras.
Lahan diberikan pupuk Hayati Bio P 2000 Z sebagai pembenah tanah  yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, dan juga sebagai pencari, pengelola dan penyedia unsur hara alami.
Dosis dan cara penggunaan adalah : 1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air disemprotkan atau disiramka secara merata.
 
  1. Penanaman bibit.
Bibit dari pembibitan jangan langsung di tanam, tetapi perlu penyesuaikan di lokasi sekitar 1 minggu di tempat lokasi tetapi pada siang hari di lakukan pernaungan. Setelah 1 minggu siap ditanam di lahan. Bibit dibuka dari wadahnya, tidak boleh ada akar yang terlipat lakukan penyirangan.



 
  1. Pemeliharaan.
Untuk program HTR, maka pemeliharaan dapat dilakukan bersamaan dengan tanaman sela, baik penyiangan, pembumbunan maupun pemupukan. Penggunaan tanaman pangan sebagai tanaman sela dapat dilakukan hingga berumur 4 s/d 5 tahun. Selebihnya tanaman tersebut sudah berupa tanaman monokultur sebagai tanaman hutan saja.
Setelah berupa tanaman monokultur, bukan berarti tidak ada pemeliharaan. Untuk menunjang produksi dan perbumbuhan tanaman lebih cepat maka dilakukan pemupukan dengan pupuk an organik dan pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Dosis Pemupukan adalah 300 kg urea, 200 kg KCl,  200 kg Phospat dan 4 liter bio P 2000 Z per hektar.
Fungsi dari pupuk an organik adalah sebagai penambah unsur hara yang ada di tanah. Sedangkan penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z berfungsi sebagai: (a) memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah, mengelola unsur hara tanah, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemupukan, merangsang pertumbuhan tanaman sehingga tanaman menjadi subur.
Jadwal dan dosis penggunaan pupuk an organik dan pupuk hayati Bio P 2000 Z:
           
Jadwal
Penggunaan Bio P 2000 Z
+ Phosmit
Penggunaan pupuk
an organik
Oktober
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Januari
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
April
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Juli
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Oktober
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit  + 200 liter air
100 kg Urea + 50 kg KCl  + 50 kg  Phospat
Dst
dst
dst
 
 
  1. Panen.
Tanaman mindi dapat dipanen setelah 10 tahun, yaitu untuk kayu bakar, kayu kerajinan dan kayu bangunan sementara. Sedangkan untuk memperoleh kayu yang berkualitas maka baru setelah berumur 15 tahun. Selain kayu, tanaman mindi dapat dimanfaatkan daun dan kulit kayu untuk pestisida hama. Panen ini dapat dimulai setelah berumur 5 tahun .

Tidak ada komentar:

EASYHITS4U

Link akun paypal Untuk transaksi bisnis anda yang lebih mudah

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

PINGLER.COM