Akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one tree
menggalakkan penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah
Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu
menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana
Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden
pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.
Pohon Trembesi (Albizia saman)
disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering
menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat.
Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut
sebagai Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).
Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis)
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari
Meksiko, Peru dan Brazil namun sekarang telah tersebar ke seluruh daerah
beriklim tropis termasuk ke Indonesia.
Ciri-ciri Pohon Trembesi. Pohon Trembesi
(Ki Hujan) mempunyai batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20
meter. Permukaan batangnya beralur, kasar dan berwarna coklat
kehitam-hitaman.
Daunnya
majemuk dan menyirip ganda. Tiap helai daun berbentuk bulat memanjang
dengan panjang antara 2-6 cm dan lebar antara 1-4 cm dengan tepi daun
rata. Warna daun hijau dengan permukaan licin dan tulang daun menyirip.
Bunga Trembesi berwarna merah kekuningan.
Buahnya berwarna hitam berbentuk polong dengan panjang antara 30-40 cm.
Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan
panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman.
Pemanfaatan Pohon Trembesi. Pohon Trembesi (Albizia saman)
banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon
peneduh. Oleh Perum Perhutani, Pohon Trembesi banyak ditanam sebagai
peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Tajuknya yang lebar dan daunnya yang
lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap
air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi
dalam menanggulangi pencemaran udara
dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg
karbondioksida (CO2) setiap tahunnya.
Batang
Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa
disebut “Mindhik” (Siter atau Godril) selain dapat dibuat makanan ringan
(semacam kwaci) juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara
diseduh dengan air panas. Daunnyapun ternyata mempunyai khasiat untuk
mengobati penyakit kulit.
Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan
akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan di
sekitarnya. Selain itu tajuknya yang lebar dan daunnya yang rimbun
sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di
bawahnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Upafamili: Mimosoideae; Genus: Albizia; Spesies: Albizia saman; Nama binomial: Albizia saman (Jacq.) Merr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar