A. Manfaat.
Pohon mindi atau geringging ( Melia azedarach L.)
merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah tropis
dan menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak tahan
kekeringan, agak toleran terhadap salinitas tanah dan subur dibawah
titik beku. Pada umur 10 tahun dapat mencapai tinggi bebas
cabang 8 meter dan diameter +/- 40 cm. Tinggi pohon mencapai 45 m, tinggi bebas cabang 8 - 20 m, diameter sampai 60cm.
cabang 8 meter dan diameter +/- 40 cm. Tinggi pohon mencapai 45 m, tinggi bebas cabang 8 - 20 m, diameter sampai 60cm.
Kayu mindi sudah terbukti baik sebagai bahan baku
mebel untuk ekspor dan domestik Karena bercorak indah, dan mudah
dikerjakan termasuk kelas kuat III-II dan dapat mengering tanpa cacat.
Sebagai bahan kayu yang mempunyai mosaik indah maka kayu mindi digunakan
sebagai lapiran luar kayu produk triplek atau multiplek. Kayu mindi
yang berukuran kecil dapat di gunakan sebagai bahan untuk membuat barang
kerajinan.
Selain kayu, Daun dan biji mindi telah dilaporkan
dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Kandungan bahan aktif mindi
sama dengan mimba (Azadirachta indica) yaitu azadirachtin, selanin dan
meliantriol. Namun kandungan bahan aktifnya lebih rendah dibandingkan
dengan mimba sehingga efektivitasnya lebih rendah pula. Ekstrak daun
mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama
termasuk belalang. Kulit mindi dipakai sebagai penghasilobat untuk
mengeluarkan cacing usus. Kulit daun dan akar mindi telah digunakan
sebagai obat rematik, demam, bengkak dan radang. Suatu glycopeptide yang
disebut meliacin diisolasi dari
daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa virus misalnya virus polio.
daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa virus misalnya virus polio.
B. Tempat Tumbuh.
Pohon mindi memiliki persebaran alami di India dan
Burma, banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis, di Indoanesia
banyak ditanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Irian Jaya.
Tanaman mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga
dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m di atas permukaan laut, dengan
curah hujan rata-rata pertahun 600 - 2000 mm, dapat tumbuh pada berbagai
tipe tanah. Tumbuh subur pada tanah berdrainase baik, tanah yang dalam,
tanah liat berpasir, toleran terhadap tanah dangkal, tanah asin dan
basah.
C. Teknologi Budidaya Tanaman Mindi.
- Pembibitan.
Penyiapan benih, Esktraksi
biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari,
kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji
kering tiap kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan
memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang
dingin (suhu 3-5 °C) daya kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20%
setelah lima tahun.
Pengadaan bibit mindi secara generatif (menggunakan
biji), untuk menghilangkan dormansi kulit biji yang dapat menghambat
perkecambahan dilakukan dengan cara membuang kulit dalam dari buah atau
cara lain dengan merendam biji dalam air bersuhu 80°C selama 30 menit.
Penaburan biji dilakukan di persemaian yang tidak di naungi. Biji
ditutup tanah atau serasah tipis. Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4
cm dapat dipindah ke kantong plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah
lapisan atas (top-soil). Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya
mencapai 20-30 cm. Bibit siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan.
Apabila akan menggunakan bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong
batang dan akar tunggang, masing-masing berukuran 20 cm dan diameter
leher akar stump sebaiknya antara 1-1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif dapat dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon
indole butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm pada stek mindi dapat
meningkatkan keberhasilannya.
- Persiapan Lahan
Pada program HTR ini hal yang perlu dilakukan adalah
penentuan luas lahan yang digunakan. (lihat Tata Cara Budidaya Hutan
Tanaman Rakyat).
Lahan yang digunakan adalah pembersihan lahan dari
semak belukar dan rumput. Setelah bersih, dicangkul sampai kedalaman 30
cm. Pada program HTR, diinginkan selain tanaman hutan juga ditanami
tanaman sela, maka jarak tanam dari awal telah dipastikan yaitu 5 m X 5
m atau 4 m X 4 m. Agar tanaman tertata rapi maka dibantu dengan ajir,
sehingga jarak panjang-lebar dan arah selaras.
Lahan diberikan pupuk Hayati Bio P 2000 Z sebagai
pembenah tanah yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
dan juga sebagai pencari, pengelola dan penyedia unsur hara alami.
Dosis dan cara penggunaan adalah : 1 liter Bio P 2000 Z
+ 1 liter Phosmit + 200 liter air disemprotkan atau disiramka secara
merata.
- Penanaman bibit.
Bibit dari pembibitan jangan langsung di tanam, tetapi
perlu penyesuaikan di lokasi sekitar 1 minggu di tempat lokasi tetapi
pada siang hari di lakukan pernaungan. Setelah 1 minggu siap ditanam di
lahan. Bibit dibuka dari wadahnya, tidak boleh ada akar yang terlipat
lakukan penyirangan.
- Pemeliharaan.
Untuk program HTR, maka pemeliharaan dapat dilakukan
bersamaan dengan tanaman sela, baik penyiangan, pembumbunan maupun
pemupukan. Penggunaan tanaman pangan sebagai tanaman sela dapat
dilakukan hingga berumur 4 s/d 5 tahun. Selebihnya tanaman tersebut
sudah berupa tanaman monokultur sebagai tanaman hutan saja.
Setelah berupa tanaman monokultur, bukan berarti tidak
ada pemeliharaan. Untuk menunjang produksi dan perbumbuhan tanaman
lebih cepat maka dilakukan pemupukan dengan pupuk an organik dan pupuk
hayati Bio P 2000 Z.
Dosis Pemupukan adalah 300 kg urea, 200 kg KCl, 200 kg Phospat dan 4 liter bio P 2000 Z per hektar.
Fungsi dari pupuk an organik adalah sebagai penambah
unsur hara yang ada di tanah. Sedangkan penggunaan pupuk hayati Bio P
2000 Z berfungsi sebagai: (a) memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia
tanah, mengelola unsur hara tanah, meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pemupukan, merangsang pertumbuhan tanaman sehingga tanaman
menjadi subur.
Jadwal dan dosis penggunaan pupuk an organik dan pupuk hayati Bio P 2000 Z:
Jadwal
|
Penggunaan Bio P 2000 Z
+ Phosmit
|
Penggunaan pupuk
an organik
|
Oktober
|
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100 kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Januari
|
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100 kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
April
|
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100 kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Juli
|
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100 kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Oktober
|
1 liter Bio P 2000 Z + 1 liter Phosmit + 200 liter air
|
100 kg Urea + 50 kg KCl + 50 kg Phospat
|
Dst
|
dst
|
dst
|
- Panen.
Tanaman mindi dapat dipanen setelah 10 tahun, yaitu
untuk kayu bakar, kayu kerajinan dan kayu bangunan sementara. Sedangkan
untuk memperoleh kayu yang berkualitas maka baru setelah berumur 15
tahun. Selain kayu, tanaman mindi dapat dimanfaatkan daun dan kulit kayu
untuk pestisida hama. Panen ini dapat dimulai setelah berumur 5 tahun .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar