Tentang Tanaman Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L.)
adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan
dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering
di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi
agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu
input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan
penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman
sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat
baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak
alternatif. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh
petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa
sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya
petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan
lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara
umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar.
|
Kegunaan Sorgum
Di
banyak negara biji sorgum digunakan sebagai bahan pangan,
pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan
dunia, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, padi,
jagung dan barley (ICRISAT/FAO, 1996). Di negara maju biji
sorgum digunakan sebagai pakan ternak unggas sedang batang dan
daunnya untuk ternak ruminansia. Biji sorgum juga merupakan
bahan baku industri seperti industri etanol, bir, wine, sirup, lem, cat
dan modifikasi pati (modified starch). Terkait
dengan energi, di beberapa negara seperti Amerika, India dan Cina,
sorgum telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar etanol
(bioetanol). Secara tradisional, bioetanol telah lebih lama diproduksi
dari molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugarcane).
Walaupun harga molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum
dapat berkompetisi mengingat beberapa kelebihan tanaman sorgum
dibanding tebu antara lain sebagai berikut:
|
-
Tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu.
-
Adaptasi tanaman sorgum jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal.
-
Tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas tinggi dan genangan air (water lodging).
-
Sorghum memerlukan pupuk relatif lebih sedikit dan pemeliharaannya lebih mudah daripada tanaman tebu.
-
Laju pertumbuhan tanaman sorgum jauh lebih cepat daripada tebu.
-
Menanam sorgum lebih mudah, kebutuhan benih hanya 4,5–5 kg/ha dibanding tebu yang memerlukan 4500–6000 stek batang.
-
Umur panen sorgum lebih cepat yaitu hanya 4 bulan, dibanding tebu yang dipanen pada umur 7 bulan.
-
Sorgum dapat diratun sehingga untuk sekali tanam dapat dipanen beberapa kali.
Untuk
sekali siklus panen, produksi bioetanol sorgum di Amerika Serikat
mencapai 10.000 liter/ha/tahun, di India 3.000 – 4.000 liter/ha/tahun,
dan di Cina mencapai 7000 liter/ha/tahun. Di Cina sorgum banyak
dibudidayakan dan dikembangkan dalam kaitan pemingkatan produktivitas
lahan-lahan marjinal yang sering terkena wabah kekeringan dan salinitas
tinggi. Di India bioetanol sorgum digunakan sebagai bahan bakar untuk
lampu penerangan (pressurized ethanol lantern) disebut “Noorie” yang menghasilkan 1.250-1.300 lumens (setara bola lampu 100 W), kompor pemasak (pressurized ethanol stove)
yang menghasilkan kapasitas panas 3 kW. Selain itu, pemerintah India
telah mengeluarkan kebijakan mencampur bioetanol sorgum dengan bensin
untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
Nutrisi Sorgum
Sebagai
bahan pangan dan pakan ternak alternatif sorgum memiliki kandungan
nutrisi yang baik, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada
beras. Kandungan nutrisi sorgum dibanding sumber pangan/pakan lain
disajikan dalam Tabel berikut:
Unsur Nutrisi |
Kandungan/100 g
|
||||
Beras |
Jagung
|
Singkong
|
Sorgum |
Kedele
|
|
Kalori (cal) |
360
|
361
|
146
|
332
|
286
|
Protein (g) |
6.8
|
8.7
|
1.2
|
11.0
|
30.2
|
Lemak (g) |
0.7
|
4.5
|
0.3
|
3.3
|
15.6
|
Karbohidrt (g) |
78.9
|
72.4
|
34.7
|
73.0
|
30.1
|
Kalsium (mg) |
6.0
|
9.0
|
33.0
|
28.0
|
196.0
|
Besi (mg) |
0.8
|
4.6
|
0.7
|
4.4
|
6.9
|
Posfor (mg) |
140
|
380
|
40
|
287
|
506
|
Vit. B1 (mg) |
0.12
|
0.27
|
0.06
|
0.38
|
0.93
|
Induksi Mutasi pada Sorgum dengan Sinar Gamma
Penelitian
perbaikan varietas tanaman sorgum melalui pemuliaan tanaman dengan
teknik mutasi telah dilakukan Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Radiasi - Badan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR-BATAN). Tujuan penelitian
adalah memperbaiki sifat agronomi dan kualitas produk sorgum (biji dan
hijauan) untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan dan pakan
ternak alternatif di daerah kering khususnya selama musim kemarau.
Induksi mutasi untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman dilakukan
dengan meradiasi benih (seeds) atau embrio (plantlets)
dengan sinar Gamma bersumber dari Cobalt-60 yang terpasang pada alat
Gamma Chamber model 4000A. Seleksi tanaman dilakukan mulai generasi
kedua (M2) setelah perlakuan radiasi, dan dilanjutkan pada
generasi-generasi berikutnya, yaitu dengan memilih tanaman mutan yang
menunjukkan sifat agronomi unggul dibanding kontrol, samapai diperoleh
tanaman yang homosigot. Selanjutnya, galur mutan unggul diuji daya
hasilnya pada daerah kering seperti di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta pada musim kemarau. Dalam pengujian galur-galur
mutan tersebut PATIR-BATAN bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan
Perguruan Tinggi setempat.
Sekilas Hasil-hasil Penelitian
Galur mutan B-100 yang tahan kekeringan |
Galur mutan B-95 yang genjah |
Percobaan sorgum di Gunungkidul, DIY |
Sejumlah
galur mutan tanaman sorgum dengan sifat-sifat agronomi unggul
seperti tahan rebah, genjah, produksi tinggi, kualitas biji baik, dan
lebih tahan terhadap kekeringan telah dihasilkan dan dikoleksi sebagai
plasma nutfah di PATIR-BATAN. Bekerjasama dengan Departemen Pertanian,
penelitian dilanjutkan untuk pengujian secara multi lokasi dan multi
musim, sebelum akhirnya galur-galur mutan diusulkan untuk dilepas
menjadi varietas sorgum baru. Pengujian dilakukan di beberapa Propinsi
termasuk Jabar, Jateng, DIY, Jatim, NTB, NTT, Sultra, Sulut, and
Gorontalo.
Mitra Kerjasama Penelitian
Dalam
melakukan penelitian dan pengembangan sorgum, PATIR-BATAN bekerjasama
dengan banyak mitra baik dari dalam maupun luar negeri. Mitra dalam
negeri diantarnya adalah Direktorat Serealia, Direktorat Benih,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, dan beberapa
Dinas Pertanian Tingkat Provinsi dan Kabupaten. Selain itu, PATIR-BATAN
juga bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi diantaranya
Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Pertanian Bogor (IPB),
dan Universitas Pajajaran (UNPAD) Bandung. Terkait dengan penelitian
sorgum di wilayah Yogyakarta, PATIR-BATAN juga bekerjasama dengan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Khusus untuk Litbang
sorgum sebagai bahan baku industri, PATIR-BATAN menjalin kerjasama
dengan LIPPO Enterprises dimana MOU telah ditandatangani tanggal 12
April 2005 oleh Kepala PATIR (Ir. Renaningsih Setjo, M.Sc.) dan
Direktur Lippo Enterprises (Ir. Rudy Nanggulangi), disaksikan oleh Kepala BATAN (Dr. Soedyartomo Soentono).
Selain daun dan batangnya diolah menjadi pakan ternak, LIPPO juga
bermaksud mengembangkan biji sorgum ke arah industri pangan, tepung
pati (starch) dan etanol (bioethanol).
Penelitian sorgum di PATIR-BATAN juga mendapat dukungan dari organisasi internasional yaitu International Atomic Energy Agency (IAEA), Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA), Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dan International Crop Research Institute for the Semi-Arid Tropics (ICRISAT). IAEA telah membantu penelitian sorgum di PATIR-BATAN melalui Technical Cooperation (TC) Project INS/05/030 berjudul “Sustainable Agrculture Development in Yogyakarta”. Bantuan teknis telah diberikan dalam bentuk peralatan, tenaga ahli (experts), beasiswa (fellowships), kunjungan ilmiah (scientific visits) dan kursus pelatihan (training course), yang semuanya terkait dengan litbang sorgum di Indonesia.
Di dalam kegiatan FNCA, sorgum termasuk tanaman yang diteliti dibawah Multilateral Research Program 1 (MRP-1) berjudul “Drought tolerance in sorghum and soybean”.
Pertemuan pertama untuk formulasi proyek MRP-1 diadakan di Yogyakarta
pada tanggal 25 Pebruari - 1 Maret 2002. Sejak 2003 MRP-1 berubah
menjadi sub-project dari FNCA Mutation Breeding Program
dimana negara anggota yang terlibat terdiri dari Cina, Jepang,
Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Lewat program FNCA,
Indonesia telah mendapatkan beberapa mutan sorgum unggul dari Cina
yaitu Zhengzhu, Yuan 002, Yuantianza, Yuanyu 8002, dan SP4 8002.
Mutan-mutan tersebut kini terkoleksi sebagai plasma nutfah dan sedang
diteliti di PATIR-BATAN untuk kemungkinan dapat dilepas sebagai
varietas sorgum baru dan dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
Sorgum juga merupakan salah satu tanaman yang diteliti dalam kerangka kerjasama Core University Program in Applied Biosciences
antara PATIR-BATAN, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Univeristy of
Tokyo (UT). Kerjasama yang disponsori oleh JSPS tersebut bertema “Studies on Sustainable Utilization of Botanical Resources in Arable Lands”. Melalui kerjasama tersebut beberapa hasil penelitian pemuliaan sorgum di PATIR-BATAN telah dipublikasi dalam Radioisotope Journal, dan tahun 2001 mendapat penghargaan Radioisotope Research Promotion Award dari Japan Radioisotope Association.
Demplot Tumpangsari Sorgum dan Kedelai di Anyer, Banten (2004) Kerjasama KTI, IPB, PATIR-BATAN dan University of Tokyo dibawah JSPS Program |
ICRISAT
merupakan pusat penelitian tanaman sorgum internasional yang berlokasi
di Patancheru, Hyderabad, India. Kerjasama antara PATIR-BATAN dan
ICRISAT terjalin erat sejak pakar sorgum dari ICRISAT (Dr. C.T. Tom
Hash dan Dr. Subhash Gupta), atas fasilitasi IAEA, datang dan meninjau
kegiatan litbang sorgum di PATIR-BATAN. Sebagai tindak lanjut, maka
tiga peneliti sorgum PATIR-BATAN telah berkunjung dan melalukan kursus
pelatihan (training course) ke ICRISAT tentang pemuliaan dan
agronomi tanaman sorgum. Sebagai dampak dari kerjasama tersebut, kini
koleksi plasma nutfah sorgum di PATIR-BATAN telah diperkaya dengan
materi sorgum unggul dari ICRISAT. Koleksi plasma
nutfah sorgum tersebut dapat digunakan dalam program litbang sorgum
lebih lanjut. Selain pakar sorgum dari ICRISAT, litbang sorgum di
PATIR-BATAN telah pula dikunjungi dan ditinjau oleh banyak pakar lain
dari luar negeri seperti terinci dalam tabel berikut:
No.
|
Nama
|
Misi
|
Organisasi
|
1. | Dr. C. Tom Hash | Sorghum breeder | ICRISAT, India |
2. | Dr. Shigeki Nagatomi | Mutation breeding | IRB, Japan |
3. | Prof. Shigemitsu Tano | Mutation breeding | FNCA, Japan |
4. | Prof. T. M. Nakanishi | Plant physiology | Tokyo University |
5. | Dr. Tsuyoshi Takei | Observer | JAIF, Japan |
6. | Dr. Naoyuki Tamura | Observer | JAIF, Jakarta Office |
7. | Dr. Subhash Gupta | Sorghum breeder | ICRISAT, India |
8. | Dr. Dalibor Kysela | Project evaluator | IAEA, Austria |
9. | Dr. S.K. Datta | Project evaluator | NBRI, India |
10. | Dr. Shri Mohan Jain | Technical officer | IAEA, Austria |
11. | Dr. G. Keerthisinghe | Soil scientist | IAEA, Austria |
12. | Dr. Liu Luxiang | Observer | IAAE-CAAS, China |
13. | Dr. A.G. Lapade | Observer | PNRI, The Philippine |
14. | Dr. M. Quang Vinh | Observer | AGI, Vietnam |
15. | Dr. Hitoshi Nakagawa | Mutation breeding | IRB, Japan |